FORMULA PENGUMPUL KEKAYAAN

Jumat, 15 Oktober 2010

TIGA POTENSI BESAR MANUSIA


Manusia merupakan makhluk Allah yang sempurna. Dia telah menciptakan manusia dengan dilengkapi perbekalan yang luar biasa untuk menjalani kehidupannya di dunia ini.

Potensi Fisik Manusia

Manusia merupakan ciptaan yang memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan yang lain (QS. At-Tin 1-8). Salah satu keunikan manusia terletak pada bentuk fisik dan raganya. Secara fisik, manusia telah jelas memiliki perbedaan dibanding dengan makhluk yang lainnya. Bentuk yang paling sempurna, dengan fungsi yang berbeda dan spesifik. Semua potensi fisik manusia menjadi cirinya yang khas, yang membedakannya dengan makhluk lain, seperti hewan, terlebih tumbuhan. Manusia memiliki peluang untuk memperkuat dan memperindah bentuk fisiknya dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Semua yang dimiliki oleh tubuh manusia harus disyukuri dengan pemanfaatannya pada hal-hal terbaik sesuai dengan kaidah agama.
Wajah yang menawan, tubuh yang kuat, raga yang sehat harus digunakan sebanyak-banyaknya dalam rangka meraih cinta Tuhan. Berlaku sombong, aniaya, dan pasif bukanlah jati diri manusia yang telah dianugerahi sekian banyak keistimewaan. Berbeda pula dengan malaikat dan jin yang tidak berwujud, alias makhluk halus, manusia memiliki raga yang bisa diindera yang memungkinkannya untuk menunjukkan eksistensi dan perannya mengelola dan menjaga bumi dan isinya. Dengan segala kelebihan fisiknya, Allah mempercayakan manusia untuk menjadi Khalifah di muka bumi. Peran ini sempat diinterupsi oleh malaikat, mereka menyangsikan kemampuan manusia dalam melaksanakan tugas yang teramat berat ini. Namun, Allah Yang Maha Agung, menjawabnya dengan ungkapan, “Aku lebih tahu apa yang tak kau ketahui.” Ini berarti Allah percaya akan potensi manusia yang akan mampu mengemban tugas mulia tersebut.
Fisik manusia memiliki kekuatan dan bentuk yang fungsional, dengan susunan tulang dan otot yang dapat memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda. Kekuatan potensi fisik ini menjadikan manusia mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam berkarier, dalam berbisnis dan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Potensi fisik manusia dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar, dan lain-lain.

Potensi Hati Nurani Manusia

“Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.”

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” . (QS. asy-Syams : )

Potensi ruhiyah ini adalah anugerah Allah yang diberikan pada manusia yang dengannya manusia dapat menggerakkan dirinya ke arah ketaqwaan atau ke kefasikan.
Kalbu atau hati manusia sering diidentikan orang sebagai “Indra ke-6?. Ia mampu memikirkan apa yang tidak dapat dipikirkan oleh otak. Ia mampu melihat apa yang tidak dapat dilihat otak kita. Inilah yang dinamakan intuisi (mata batin). Ada kekuatan transendental yang maha hebat yang tersembunyi di dalamnya. Ia akan “keluar” jika kita bisa membersihkan dan menyucikannya setiap hari. Ia ibarat cermin yang dapat memantulkan cahaya dan ilmu – ilmu Tuhan yang tersembunyi. Maka tidak heran, orang – orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang – orang yang hatinya bersih dan suci. Mereka ini mampu “melihat” apa yang tidak dapat dilihat kebanyakan manusia.
Sisi rohani manusia merupakan potensi luar biasa berikutnya yang dimiliki oleh manusia. Manusia diciptakan dengan sebuah potensi untuk mencapai kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah swt. Dan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat nanti. Untuk mencapai dan menggapai semua itu, manusia harus memberdayakan sisi spiritual dan ruhaninya, bukan hanya fisik dan raganya. Pemberdayaan ruhani dan spiritualitas ini diwujudkan dengan ilmu dan perbuatan. Ilmu yang mengenalkan manusia tentang wujud, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt, yang mutlak, sehingga ilmu itu membuahkan rasa cinta dan takut kepada-Nya, dan pada gilirannya, ilmu itu dapat menggerakkan fisik dan raganya untuk beramal shaleh. Rasulullah saw, dengan metode tarbiyah yang terbaik, yaitu, membacakan ayat-ayat-Nya, mentazkiyah umat, dan mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah, mampu membentuk karakter dan sifat mulia sahabat, sehingga mereka memilki keteguhan dalam berlaku kebaikan. Ruhani yang menjadi sasaran utama penggemblengan Nabi, diantaranya dengan dzikir, shalat malam, terapi sabar dan qona’ah benar-benar telah membentuk pribadi agung sahabat. Berbeda dengan pola tarbiyah kekinian yang menitikberatkan pada pembinaan kemampuan olah akal dan fisik, menyebabkan krisis multidimensi yang diantara indikatornya adalah mengguritanya degradasi moral di kalangan umat.
Hati manusia ibarat sebuah cermin, hal yang dipikirkan di dalam hati manusia itulah yang akan diucapkan, dan selanjutnya hal itu akan dilakukannya. Pada malam hari jika ada sesuatu yang dipikirkan, maka keesokan hari hal itu pulalah yang akan dilakukannya. Perjalanan dari suatu keberhasilan atau kegagalan karir seseorang persis sama seperti pikiran di dalam hatinya, gambaran yang sering timbul di dalam benaknya, tak lama kemudian akan terefleksi di dalam kehidupan nyata. Di dalam hati seorang yang menempa diri dalam hal kebaikan selalu dipenuhi dengan sejati, baik, sabar, maka apapun yang diucapkan dan dilakukan akan senantiasa berprinsip pada sejati, baik, dan sabar pula.
Islam menyebut bahwa melalui hati inilah manusia menemukan kesadaran ketuhanannya --yang nantinya akan mempunyai segi konsekuensial pada kesadaran moral dan sosialnya. Kesadaran yang disebut ketakwaan ini tumbuh dalam hati; sebaliknya dosa dan kekafiran juga berkembang dalam hati.
Ada sebuah ungkapan yang dikenal di kalangan orang-orang kerohanian, bahwa di dalam diri manusia ada “ruang kosong” yang harus kita isi dengan hal-hal yang baik. Jika kita tidak mengisinya dengan hal-hal yang baik, maka ruang kosong itu, otomatis akan diisi dengan hal-hal yang buruk. Ibarat sebuah roda, ruang kosong itu adalah yang menjadikannya sebagai roda. Metafor ini bisa dipakai untuk manusia: ruang kosong itulah yang menjadikan kita berarti secara spiritual sebagai manusia. Itulah: suara hati, atau hati nurani.


Potensi Akal Pikiran Manusia

Akal adalah potensi yang begitu istimewa. Dan akal ini hanya terdapat pada seorang makhluk saja, yaitu insan bernama manusia. Itulah yang membedakan antara manusia dengan binatang, tumbuhan, setan, jin, dan malaikat sekalipun. Akal yang diberikan oleh Allah untuk kita seharusnya dimanfaatkan dengan baik dengan memikirkan ayat-ayat kauliyah (tersurat) dan ayat-ayat kauniyah (tersirat). Sehingga tercipta suatu letupan-letupan karya karenanya.
Akal adalah salah satu potensi manusia yang perlu kita syukuri. Salah satu cara bersyukur ialah mempergunakan akal kita sesuai dengan keinginan yang membuatnya, yaitu Allah SWT. Dengan akal, manusia memiliki kemampuan untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Salah satu perintah Allah SWT kepada manusia ialah agar setiap tindakan dan tingkah lakunya berdasarkan ilmu.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.17:36)
Setiap tindakan atau perbuatan yang tidak berdasarkan ilmu akan membuat kita menjadi orang yang merugi di sisi Allah. Di akhirat kita akan masuk neraka.
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS.67:10)
Akal adalah sebuah software yang sangat luar biasa. Akal — dalam hal ini otak atau pikiran kita — adalah raksasa yang sedang tidur (a sleeping giant). Otak kita adalah komputer tercanggih yang ada di muka bumi. Didalamnya terdapat milyaran bahkan trilyunan sel yang mampu menyerap banyak sekali informasi. Bahkan jika sel otak kita diibaratkan sebuah chip dan dibentangkan, maka panjangnya bisa sampai ke bulan! Sungguh luar biasa. Namun ironisnya, potensi tersebut baru sebagian kecil yang diberdayakan.
Para pakar neurologi dan neurosains mengatakan bahwa rata – rata manusia baru memanfaatkan kurang dari 10 % potensi otaknya. Dengan kata lain, 90 % potensi otak kita tidak pernah diberdayakan dan dibawa ke liang lahad tanpa pernah digunakanBegitu juga di dunia, selain kita tersesat, hidup tanpa ilmu bagaikan berjalan di tempat yang sangat gelap, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, atau kalaupun ada hanya mengikuti orang lain saja yang belum tentu benar atau salahnya. Tidak sedikit manusia yang tidak mau mengoptimalkan akalnya. Contohnya ialah orang-orang yang sudah tidak mau lagi menggunakan akalnya dalam mencari ilmu. Mereka merasa ilmunya sudah cukup untuk hidupnya. Mereka ungkapkan berbagai alasan agar tidak lagi belajar atau menuntut ilmu. Jangankan untuk membuka buku, sekedar mendengarkan orang lain pun ada saja yang tidak mau. Padahal jika kita rajin mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan ilmu gratis yang tidak perlu susah payah mencarinya.
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan paling baik. Salah satu kemampuan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup yang lain adalah kemampuan berpikir. Dari berbagai kemampuan yang ada pada manusia, berpikir merupakan kemampuan yang memegang peranan penting dalam menentukan kualitas hidupnya. Namun demikian tidak setiap orang mampu mengoptimalkan peran kemampuan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar