FORMULA PENGUMPUL KEKAYAAN

Sabtu, 20 November 2010

JASA PASANG IKLAN PALING MURAH DAN FULL BONUS

Sebagai apresiasi kami terhadap para pemasang iklan sekalian, kami memberikan hot promo untuk Anda. Berikut ini bonus-bonus untuk Anda yang memasang iklan berbayar di website kami.
1. Pasang iklan 2 bulan, GRATISSS 1 bulan. (berlaku kelipatannya)
2. Pasang 1 iklan premium, GRATISSS 1 iklan premium atau 2 iklan link teks.
3. Pasang 1 iklan top atau square banner, GRATISSS 2 banner kanan.
4. Pasang 1 banner kanan, GRATISSS 2 iklan premium.
Selain itu, kami juga menyisihkan 10% dari pembayaran iklan Anda kepada kami untuk membantu saudara-saudara kita yang memerlukan, seperti korban bencana alam, yatim piatu, fakir miskin, membantu pendidikan anak-anak bangsa, dll. Walaupun tidak seberapa, tapi kami yakin berpapapun yang kita sisihkan untuk mereka sungguh sangat berarti bagi mereka. Singkatnya, melalui website kami ini selain Anda dapat memasang iklan, Anda juga beramal. Anda tidak akan rugi sedikitpun. Kami akan sangat menjaga amanah yang Anda berikan kepada kami.
Selain itu, Anda juga akan mendapatkan GRATISSS ebook-ebook berkualitas berikut ini untuk pemasangan iklan senilai minimal Rp. 50.000,-. Kalau ada yang GRATISSS ngapain beli di website lain.
Ebook-ebook berkualitas berikut ini akan Anda dapatkan secara GRATIS untuk pemasangan iklan senilai minimal Rp. 50.000,-.  Ebook-ebook tersebut adalah.
1. E-book Panduan Berburu Dollar Gratis Lewat PTC (V. 2)
2. Panduan Instal wordpress dengan domain dan hosting gratis
3. Tiga Kunci Sukses Bisnis Internet
4. Menembus Batas Online Marketing
5. Membangun Web Bisnis Dengan Frontpage 2000
6. 97 Langkah Sukses TOP 10 di Search Engine
7. 14 Prinsip Sukses Yang Merubah Hidup Saya
8. Cara Menulis Yang Baik di Internet Untuk Menghasilkan Penjualan
9. Strategi Promosi Online untuk mendatangkan arus pengujung ke website Anda
10. Trik sadis download apapun secara gratis
11. 24 prinsip milyarder
12. Bisnis tercepat menghasilkan 1 juta rupiah dalam 1 hari
13. Trik jitu dan pasti menghasilkan 1 juta rupiah tiap hari
14. Rahasia mendapatkan tafik gratis
15. Rahasia bermain warnet gratis
16. Jurus ampuh menghasilkan uang kurang dari 24 jam saja
17. 25 Strategi yang Menjamin Blog Anda Sukses
18. Tips belanja hemat
19. Tips dan Trik Membuat Website Dengan PHP
20. Tutorial Blogger
21. Rahasia dan trik pasti Mengumpulkan Kekayaan lewat Internet dengan Mudah dan Cepat
22. Panduan filezilla
24. Tutorial wordpress terbaru
25. Google AdSense Success Story
26. Tips dan trik berhenti menjadi nasabah kartu kredit
27. Panduan cloning SIM Card GSM
28. Rumus Sukses dalam Memasarkan Apapun Produk Anda melalui Internet
29. RUNTUHNYA TEORI EVOLUSI DALAM 20 PERTANYAAN
30. MENYIBAK TABIR EVOLUSI
31. KESEMPURNAAN SENI WARNA ILAHI
32. KEAJAIBAN DESAIN DI ALAM
33. MENJELAJAH DUNIA SEMUT
34. MENGAPA DARWINISME BERTENTANGAN DENGAN AL QUR’AN
35. BEBARAPA RAHASIA AL-QUR’AN
36. MenjawabTuntas Polemik Evolusi
37. MELIHAT KEBAIKAN DI SEGALA HAL
38. INDAHNYA ISLAM KITA
39. BerfikirlahSejak Anda Bangun Tidur
40. Moral terhadap Allah
41. Bagaimana seorang Muslim berpikir?
Inilah ebook mahal dan paling berkualitas. Hanya di website ini Anda mendapatkan dengan harga murah.
1. RAHASIA MENJADI KAYA LEWAT PROPERTI
2. PANDUAN PRAKTIS MEMBANGUN BISNIS MODAL DENGKUL
3. RAHASIA TERSEMBUNYI MENGHASILKAN UANG SETIAP KALI MEMBUKA SEARCH ENGINE
4. PANDUAN HIPNOTIS PALING LENGKAP
5. RAHASIA PRAKTIS BAGAIMANA MENCIPTAKAN KEBERUNTUNGAN DALAM HIDUP ANDA DENGAN KEKUATAN PIKIRAN
Dapatkan semua ebook berkualitas tersebut dengan hanya memasang iklan berbayar di website ini senilai minimal Rp. 50.000,-. Dapatkan segera sebelum harga saya naikkan!!!

 untuk pasang iklan klik disini


Jumat, 15 Oktober 2010

Pemasangan Iklan Ke 750+ Situs Iklan Baris Nasional



.:: PASANG SETIAP HARI ::.
bonus kita pasangkan banner 125x125 anda
di ratusan jaringan situs online kami klik di sini

PROGRAM AFFILIASI GRATIS
(TANPA HARUS ORDER PAKET PEMASANGAN IKLAN)


Kami akan  membantu Anda memasang iklan di ratusan situs iklan baris, mempercepat proses penyebaran iklan, memperluas jangkauan iklan, memperbaiki posisi pencarian di mesin pencari seperti: Yahoo, Google, MSN, Altavista, dll. sehingga meningkatkan kualitas promosi Anda. Karena itu kami menjamin meningkatkan traffic kunjungan website Anda.
Kami yang akan menggantikan 100% kerja Anda SETIAP HARI dalam pemasangan Iklan, Jadi Anda tidak perlu bingung, repot, capek dan buang-buang waktu dalam memasang iklan di internet. Anda bisa memanfaatkan waktu seefisien mungkin, hemat biaya, hemat tenaga dan Anda hanya tinggal menunggu Ledakan Pengunjung yang akan membanjiri Website Anda Setiap Harinya. Semakin banyak pengunjung website Anda semakin besar pula peluang Anda mendapatkan income yang lebih besar.



Kami akan membantu anda memasang iklan di banyak situs periklanan & mempercepat proses penyebaran iklan anda.
Tidak perlu mendaftar/registrasi satu per satu di ratusan Situs Iklan Baris
Peningkatan jumlah pengunjung ke situs Anda secara signifikan, artinya potensi keuntungan yang lebih besar.
Situs Anda akan secara otomatis akan masuk ke daftar pencarian Search Engine terkemuka seperti Google dan YAHOO!
Bukan Spam, karena yang dicantumkan di Iklan Baris adalah nama username Anda
Laporan pemasangan iklan sampai ke email Anda

Software Pengirim Iklan Baris Massal

Software Pengirim Iklan Baris Massal
cepat - murah - mudah - efisien - praktis & hemat
PROMOSI OTOMATIS KE RATUSAN SITUS IKLAN SECARA BERSAMAAN HANYA DENGAN 1X KLIK, Segera Gunakan CARA JITU, CEPAT, MUDAH, HEMAT & EFEKTIF DALAM PROMOSI, KARENA PROMOSI ADALAH KUNCI UTAMA KESUKSESAN BISNIS ANDA
Kelebihan Aplikasi Software Surya Promo :
  1. Dilengkapi dgn Captcha Recognizer. +- 70% captcha sudah dapat dikenali oleh Software Surya Promo. Fitur ini akan terus dikembangkan Software Surya Promo bisa mengenali captcha lebih dari 90%.
  2. Multi Account Process Mampu mengirim iklan lebih dari 1 iklan secara simultasi, yang artinya, anda bisa mengirim iklan kedua walaupun iklan pertama sedang di proses artinya Berapapun Jumlah Materi Iklan yang anda akan iklankan bisa anda lakukan secara Sekaligus / Satu waktu, jadi akan lebih menghemat Waktu anda
  3. Fast Process, Proses lebih cepat karena ukuran file lebih kecil namun Performa Kecepatan Semakin Meningkat cepat.
  4. Program Afiliasi. Di dalam Software Surya Promo akan menanam username yang terakhir login ke dalam dirinya secara otomatis tanpa bantuan file tambahan. Jadi user bisa menjual copy Software Surya Promo yang telah ia pakai langsung tanpa perlu mempromosikan link afiliasi, karena didalam Software Surya Promo telah tersimpan link afiliasi anda.
  5. Menu Affiliasi. Melalui menu ini user bisa memantau daftar member yang join atas referensinya, bisa memantau komisi reseller dan laporan pembayaran komisi anda.
  6. Report gagal / sukses disertai dengan tampilan preview halaman website situs iklan baris pada saat pemasangan iklan gagal/sukses di lakukan di situs iklan baris tersebut.
  7. Bisa mendaftar ke website-website iklan baris dan bisa pilih-pilih kategori iklan.
  8. Tidak ada batasan berapa kali anda ingin mendaftar / pasang iklan dalam sehari.
  9. Bisa menentukan kapan iklan anda kadaluarsa (expire) untuk pemasangan pada situs situs iklan baris yg mensupport tanggal kadaluarsa iklan.
  10. Bisa beroperasi melalui disket, flashdisk maupun media penyimpan data lainnya.
  11. Bisa multiple account (ada fasilitas save & open data).
  12. Proses pendaftaran / pemasangan iklan secara simultan.
  13. Tampilan dalam bahasa Indonesia.
  14. Ukuran file relatif kecil (setelah install +- 470 KB).
  15. Bisa di install ke disket / flashdisk
  16. dan lain-lain...
    Total Iklan Baris 1200+ dan terus bertambah
    Harga Rp. 30.000 per 30 hari
    Detail Harga Biaya Sewa dan Perpanjangan silahkan anda login di Software Surya Promo atau Klik Di Sini Petunjuk Order

TIGA POTENSI BESAR MANUSIA


Manusia merupakan makhluk Allah yang sempurna. Dia telah menciptakan manusia dengan dilengkapi perbekalan yang luar biasa untuk menjalani kehidupannya di dunia ini.

Potensi Fisik Manusia

Manusia merupakan ciptaan yang memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan yang lain (QS. At-Tin 1-8). Salah satu keunikan manusia terletak pada bentuk fisik dan raganya. Secara fisik, manusia telah jelas memiliki perbedaan dibanding dengan makhluk yang lainnya. Bentuk yang paling sempurna, dengan fungsi yang berbeda dan spesifik. Semua potensi fisik manusia menjadi cirinya yang khas, yang membedakannya dengan makhluk lain, seperti hewan, terlebih tumbuhan. Manusia memiliki peluang untuk memperkuat dan memperindah bentuk fisiknya dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya. Semua yang dimiliki oleh tubuh manusia harus disyukuri dengan pemanfaatannya pada hal-hal terbaik sesuai dengan kaidah agama.
Wajah yang menawan, tubuh yang kuat, raga yang sehat harus digunakan sebanyak-banyaknya dalam rangka meraih cinta Tuhan. Berlaku sombong, aniaya, dan pasif bukanlah jati diri manusia yang telah dianugerahi sekian banyak keistimewaan. Berbeda pula dengan malaikat dan jin yang tidak berwujud, alias makhluk halus, manusia memiliki raga yang bisa diindera yang memungkinkannya untuk menunjukkan eksistensi dan perannya mengelola dan menjaga bumi dan isinya. Dengan segala kelebihan fisiknya, Allah mempercayakan manusia untuk menjadi Khalifah di muka bumi. Peran ini sempat diinterupsi oleh malaikat, mereka menyangsikan kemampuan manusia dalam melaksanakan tugas yang teramat berat ini. Namun, Allah Yang Maha Agung, menjawabnya dengan ungkapan, “Aku lebih tahu apa yang tak kau ketahui.” Ini berarti Allah percaya akan potensi manusia yang akan mampu mengemban tugas mulia tersebut.
Fisik manusia memiliki kekuatan dan bentuk yang fungsional, dengan susunan tulang dan otot yang dapat memungkinkan untuk melakukan gerakan yang berbeda-beda. Kekuatan potensi fisik ini menjadikan manusia mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi dalam berkarier, dalam berbisnis dan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
Potensi fisik manusia dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar, dan lain-lain.

Potensi Hati Nurani Manusia

“Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi bila rusak niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu.”

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya” . (QS. asy-Syams : )

Potensi ruhiyah ini adalah anugerah Allah yang diberikan pada manusia yang dengannya manusia dapat menggerakkan dirinya ke arah ketaqwaan atau ke kefasikan.
Kalbu atau hati manusia sering diidentikan orang sebagai “Indra ke-6?. Ia mampu memikirkan apa yang tidak dapat dipikirkan oleh otak. Ia mampu melihat apa yang tidak dapat dilihat otak kita. Inilah yang dinamakan intuisi (mata batin). Ada kekuatan transendental yang maha hebat yang tersembunyi di dalamnya. Ia akan “keluar” jika kita bisa membersihkan dan menyucikannya setiap hari. Ia ibarat cermin yang dapat memantulkan cahaya dan ilmu – ilmu Tuhan yang tersembunyi. Maka tidak heran, orang – orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang – orang yang hatinya bersih dan suci. Mereka ini mampu “melihat” apa yang tidak dapat dilihat kebanyakan manusia.
Sisi rohani manusia merupakan potensi luar biasa berikutnya yang dimiliki oleh manusia. Manusia diciptakan dengan sebuah potensi untuk mencapai kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah swt. Dan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat nanti. Untuk mencapai dan menggapai semua itu, manusia harus memberdayakan sisi spiritual dan ruhaninya, bukan hanya fisik dan raganya. Pemberdayaan ruhani dan spiritualitas ini diwujudkan dengan ilmu dan perbuatan. Ilmu yang mengenalkan manusia tentang wujud, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt, yang mutlak, sehingga ilmu itu membuahkan rasa cinta dan takut kepada-Nya, dan pada gilirannya, ilmu itu dapat menggerakkan fisik dan raganya untuk beramal shaleh. Rasulullah saw, dengan metode tarbiyah yang terbaik, yaitu, membacakan ayat-ayat-Nya, mentazkiyah umat, dan mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah, mampu membentuk karakter dan sifat mulia sahabat, sehingga mereka memilki keteguhan dalam berlaku kebaikan. Ruhani yang menjadi sasaran utama penggemblengan Nabi, diantaranya dengan dzikir, shalat malam, terapi sabar dan qona’ah benar-benar telah membentuk pribadi agung sahabat. Berbeda dengan pola tarbiyah kekinian yang menitikberatkan pada pembinaan kemampuan olah akal dan fisik, menyebabkan krisis multidimensi yang diantara indikatornya adalah mengguritanya degradasi moral di kalangan umat.
Hati manusia ibarat sebuah cermin, hal yang dipikirkan di dalam hati manusia itulah yang akan diucapkan, dan selanjutnya hal itu akan dilakukannya. Pada malam hari jika ada sesuatu yang dipikirkan, maka keesokan hari hal itu pulalah yang akan dilakukannya. Perjalanan dari suatu keberhasilan atau kegagalan karir seseorang persis sama seperti pikiran di dalam hatinya, gambaran yang sering timbul di dalam benaknya, tak lama kemudian akan terefleksi di dalam kehidupan nyata. Di dalam hati seorang yang menempa diri dalam hal kebaikan selalu dipenuhi dengan sejati, baik, sabar, maka apapun yang diucapkan dan dilakukan akan senantiasa berprinsip pada sejati, baik, dan sabar pula.
Islam menyebut bahwa melalui hati inilah manusia menemukan kesadaran ketuhanannya --yang nantinya akan mempunyai segi konsekuensial pada kesadaran moral dan sosialnya. Kesadaran yang disebut ketakwaan ini tumbuh dalam hati; sebaliknya dosa dan kekafiran juga berkembang dalam hati.
Ada sebuah ungkapan yang dikenal di kalangan orang-orang kerohanian, bahwa di dalam diri manusia ada “ruang kosong” yang harus kita isi dengan hal-hal yang baik. Jika kita tidak mengisinya dengan hal-hal yang baik, maka ruang kosong itu, otomatis akan diisi dengan hal-hal yang buruk. Ibarat sebuah roda, ruang kosong itu adalah yang menjadikannya sebagai roda. Metafor ini bisa dipakai untuk manusia: ruang kosong itulah yang menjadikan kita berarti secara spiritual sebagai manusia. Itulah: suara hati, atau hati nurani.


Potensi Akal Pikiran Manusia

Akal adalah potensi yang begitu istimewa. Dan akal ini hanya terdapat pada seorang makhluk saja, yaitu insan bernama manusia. Itulah yang membedakan antara manusia dengan binatang, tumbuhan, setan, jin, dan malaikat sekalipun. Akal yang diberikan oleh Allah untuk kita seharusnya dimanfaatkan dengan baik dengan memikirkan ayat-ayat kauliyah (tersurat) dan ayat-ayat kauniyah (tersirat). Sehingga tercipta suatu letupan-letupan karya karenanya.
Akal adalah salah satu potensi manusia yang perlu kita syukuri. Salah satu cara bersyukur ialah mempergunakan akal kita sesuai dengan keinginan yang membuatnya, yaitu Allah SWT. Dengan akal, manusia memiliki kemampuan untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Salah satu perintah Allah SWT kepada manusia ialah agar setiap tindakan dan tingkah lakunya berdasarkan ilmu.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.17:36)
Setiap tindakan atau perbuatan yang tidak berdasarkan ilmu akan membuat kita menjadi orang yang merugi di sisi Allah. Di akhirat kita akan masuk neraka.
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS.67:10)
Akal adalah sebuah software yang sangat luar biasa. Akal — dalam hal ini otak atau pikiran kita — adalah raksasa yang sedang tidur (a sleeping giant). Otak kita adalah komputer tercanggih yang ada di muka bumi. Didalamnya terdapat milyaran bahkan trilyunan sel yang mampu menyerap banyak sekali informasi. Bahkan jika sel otak kita diibaratkan sebuah chip dan dibentangkan, maka panjangnya bisa sampai ke bulan! Sungguh luar biasa. Namun ironisnya, potensi tersebut baru sebagian kecil yang diberdayakan.
Para pakar neurologi dan neurosains mengatakan bahwa rata – rata manusia baru memanfaatkan kurang dari 10 % potensi otaknya. Dengan kata lain, 90 % potensi otak kita tidak pernah diberdayakan dan dibawa ke liang lahad tanpa pernah digunakanBegitu juga di dunia, selain kita tersesat, hidup tanpa ilmu bagaikan berjalan di tempat yang sangat gelap, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, atau kalaupun ada hanya mengikuti orang lain saja yang belum tentu benar atau salahnya. Tidak sedikit manusia yang tidak mau mengoptimalkan akalnya. Contohnya ialah orang-orang yang sudah tidak mau lagi menggunakan akalnya dalam mencari ilmu. Mereka merasa ilmunya sudah cukup untuk hidupnya. Mereka ungkapkan berbagai alasan agar tidak lagi belajar atau menuntut ilmu. Jangankan untuk membuka buku, sekedar mendengarkan orang lain pun ada saja yang tidak mau. Padahal jika kita rajin mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan ilmu gratis yang tidak perlu susah payah mencarinya.
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan paling baik. Salah satu kemampuan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup yang lain adalah kemampuan berpikir. Dari berbagai kemampuan yang ada pada manusia, berpikir merupakan kemampuan yang memegang peranan penting dalam menentukan kualitas hidupnya. Namun demikian tidak setiap orang mampu mengoptimalkan peran kemampuan ini.

Senin, 11 Oktober 2010

MENGENAL DIRI SENDIRI


Makhluk Paling Sempurna
“Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-Tin : 4)

Manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia. Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat Allah yang memulyakan manusia dibandingkan dengan mahluk yang lainnya. Dan dengan adanya ciri-ciri dan sifat-sifat utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia menjadikannya makhluk yang terpilih diantara yang lainnya, memegang gelar sebagai khalifah di muka bumi untuk dapat meneruskan, melestarikan, dan memanfaatkan segala apa yang telah Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.
Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada pada diri kita sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya, mudah menyerah dan tidak mempunyai impian besar. Kita menjalani rutinitas hidup apa adanya tanpa ada kekuatan untuk menjadikan hidup kita lebih baik.
Potensi yang dimaksud di sini adalah anugrah Allah yang diberikan pada manusia yang dapat didayagunakan sehingga manusia dapat menjalankan tugas, fungsi dan perannya di muka bumi.


Manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmani (fisik) dan juga aspek akal, lebih-lebih rohaniyahnya (spiritual). Aspek jasmani dapat dilihat oleh manusia. Sedangkan aspek rohani bersifat nur /cahaya, ruh, gaib, yang tidak tampak oleh manusia.. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk taat dan patuh pada- Nya, melalui ajaran-ajaran agama yang diberikan, yaitu Islam. Dalam ajaran Islam, ajarannya diyakini mampu membawa manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Allah Swt telah menciptakan kita dengan sebaik-baik bentuk dengan sebaik-baik kondisi, dan dengan sebaik-baik sarana. Ia telah memberikan hati nurani kepada kita. Ia telah memberikan akal pikiran kepada kita. Ia telah memberikan fisik yang sebaik-baiknya untuk kita. Ini adalah modal dasar kita sebagai manusia, dan tentunya modal dasar ini tidak akan berfungsi optimal selama kita tidak mendayagunakannya.


Potensi ini bersemayam dalam diri kita. Jika kita mampu mendayagunakannya kita akan mampu berbuka berbagai pintu menuju prestasi hidup nan gemilang. Potensi ini adalah karunia Allah yang dikaruniakan kepada kita sebagai manusia. Ia adalah kekuatan yang bersemayam dalam diri kita, seberapa besar dan bagaimana kadarnya maka kita lah yang harus mencari tahu. Kekuatan inilah yang akan membentuk kehidupan, membentuk persepsi kita, dan menjadikan segalanya efektif bagi kehidupan kita. Kekuatan inilah yang akan mendorong pikiran, perasaan dan tindakan kita untuk menghasilkan hal-hal gemilang yang kita inginkan.


Dalam hidup ini, kita sendirilah yang paling menetukan perasaan kita, pikiran kita bekerja, dan bagaimana tindakan-tindakan yang kita ambil. Perasaan, pikiran, dan tindakan seseorang pada awalnya bersumber pada bagaimana orang tersebut memberi makna terhadap apa yang terjadi dalam hidupnya.


Untuk dapat memaksimalkan potensi yang Allah berikan itu kita harus mengenali dan memahami satu persatu potensi tersebut. Apa saja fungsi dan kelebihan masing-masing. Jika semua potensi itu sudah kita kenal, pahami, dan daya gunakan maka akan mudahlah bagi kita dalam memperoleh kesuksesan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat sebagi khalifah Allah di muka bumi ini.

Selasa, 31 Agustus 2010

MESIN UANG TERCEPAT DAN TERHEBAT

Hallo rekan-rekan sekalian...
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan informasi yang dahsyat untuk Anda sekalian. Teruskan membaca artikel ini dan saya membongkar semua RAHASIA yang bermanfaat buat anda, sehingga anda juga bisa menghasilkan uang 10 kali lebih cepat... 10 kali lebih besar.. dengan cara yang TIDAK PERNAH anda pikirkan sebelumnya.

Nanti anda akan saya ajarkan RAHASIA / CARA sebagai berikut :

* 6 IDE membangun bisnis online pribadi TANPA HARUS Membuat Produk, tanpa menulis eBook.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali chating.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali Browsing.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali main game online.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali menjawab pertanyaan online.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali menggunakan search engine.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali anda nonton video online.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali anda memberikan komentar di blog orang lain.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali anda membaca email anda.
* Cara menghasilkan UANG ketika ada orang keluar / masuk ke web / blog anda, meskipun anda tidak menjual apapun.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali anda membagikan / share FILE anda (bisa software, lagu, gambar, foto, game, tutorial, atau apapun dalam bentuk FILE ).
* Cara menghasilkan UANG setiap kali anda mengKONEKSIkan PC/LAPTOP anda ke internet.
* Cara menghasilkan UANG dengan membagikan majalah GRATIS.
* Cara menghasilkan UANG setiap kali anda mendengarkan audio online.
* Daftar 120 lebih situs web, dimana anda bisa menghasilkan UANG dengan GRATIS.
* RUMUS PASTI, ANTI GAGAL dalam bisnis online.

Anda juga akan mendapatkan pelajaran dari eBook saya tentang RAHASIA lainnya, seperti :

* Mencegah WEBSITE bisnis dari serangan hacker & backdoor / HOLE.
* Membongkar FAKTA kartu ATM UNLIMITED LEGAL. ( bukan untuk diterapkan, hanya untuk menambah wawasan )
* Membongkar cara detail tehnik penyusupan para HACKER di rekening bank online (PayPal, eGold, Liberty Reserve). ( bukan untuk diterapkan, hanya untuk menambah wawasan )
* Membongkar rahasia BANK ACCOUNT SPAMMER. ( bukan untuk diterapkan, hanya untuk menambah wawasan )
* Membongkar cara / tehnik yang digunakan para bandar judi online menghasilkan $512 dalam waktu kurang dari ½ jam. ( bukan untuk diterapkan, hanya untuk menambah wawasan )
Informasi ini akan memberikan titik balik perubahan hidup Anda. Luangkan waktu Anda untuk membaca informasi ini dan persiapkan diri Anda untuk mencapai perubahan dalam hidup Anda.
Jika Anda tahu, ada banyak cara untuk mendapatkan uang dari internet dan Anda akan mendapatkannya di sini. Lanjutkan membaca dan klik di sini untuk kesuksesan hidup Anda!!!

Minggu, 29 Agustus 2010

MERAIH KESUKSESAN DAN KEKAYAAN DENGAN KEKUATAN PIKIRAN

Tahukah anda bahwa anda dapat melakukan apa saja dengan kekuatan pikiran anda? Anda bisa tetapi hanya jika anda tahu rahasianya. Dan rahasianya adalah Subjective Communication. Tetapi apa sih yang dimaksud subjective communication?

Subjective communication adalah teknik mengendalikan dan mempengaruhi pikiran orang lain untuk melakukan apa saja yang kita inginkan dengan memanfaatkan fakta ilmiah bahwa semua pikiran manusia saling terhubung dan bahwa kontak pikiran dapat diciptakan. Pada saat kontak pikiran tercipta pada saat itulah anda mempengaruhi pikiran orang lain dengan teknik berkomunikasi secara subjective. Dan teknik ini sangat gampang, bahkan lebih gampang dari pada yang anda bayangkan. Hanya saja anda harus tahu rahasianya.

Karena itu teknik ini 100% halal karena sama sekali tidak mengandung unsur mistik atau yang sejenisnya. Potensi kekuatan pikiran anda adalah anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan secara positif.

Jika anda menguasai teknik ini hidup anda akan berubah menjadi lebih baik, lebih sukses bahkan lebih kaya.

Tahukah anda bahwa bahwa anda memiliki potensi kekuatan pikiran yang sangat besar dalam diri anda? Sejak lahir Tuhan telah memberikannya pada anda hanya saja anda tidak tahu. Bahkan 99% manusia di dunia tidak menyadarinya dan tidak tahu bagaimana memanfaatkannya.

Telah dibuktikan secara ilmiah bahwa pikiran manusia saling terhubung dan dapat saling mempengaruhi. Kontak pikiran dapat diciptakan dengan mudah dan setelah terjadi kontak pikiran anda dapat memerintahkan orang lain untuk melakukan kehendak anda. Tentu saja hal-hal yang positif untuk mendatangkan keuntungan buat anda.

Apa Manfaat dan Keuntungan Yang Anda Peroleh
dengan Teknik Rahasia ini?

Sudah jelas subjective communication memang dahsyat. Jika anda mempraktekan Subjective Communication dengan benar hasilnya begitu mengagumkan. Begitu banyak manfaat yang anda akan peroleh dengan teknik rahasia ini. Anda dapat menciptakan "jalan pintas" atau "senjata rahasia" untuk mencapai sukses dan semua impian anda dengan cara yang paling mudah dan bebas biaya. Dengan subjective communication anda dapat:

1. Meningkatkan profit bisnis atau usaha anda seperti roket.

2. Meningkatkan jumlah pelanggan usaha anda atau pengunjung ke situs anda.

3. Membuat orang lain memberi anda pekerjaan yang anda inginkan walaupun anda tidak qualified.

4. Membuat atasan anda memberikan posisi atau jabatan yang anda inginkan.

5. Membuat orang lain menyukai anda dan memberikan apa saja yang anda inginkan.

6. Mendapatkan kekasih idaman anda. Walaupun pada awalanya dia tidak menyukai anda.

7. Melindungi anak-anak atau kekasih anda dari pengaruh-pengaruh buruk.

8. Mencegah kekasih anda dari perselingkuhan

9. Memperbaiki hubungan suami istri atau hubungan cinta yang sudah rusak.

10.Membuat proposal anda disetujui walaupun banyak saingan anda.

11.Dan masih banyak lagi . . Silahkan anda buat daftar keinginan anda sendiri

Untuk mewujudkan semua impian Anda, bergabunglah bersama kami!!!
klik di sini

Minggu, 14 Maret 2010

PROSES PENERJEMAHAN

BAB I
PENDAHULUAN

Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Menurut Larson (1984:3), pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua melalui struktur semantik. Yang dialihkan dan yang harus dipertahankan adalah makna, sementara bentuk boleh berubah.
Proses menerjemahkan kalimat dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia adalah gabungan dari proses menerjemahkan kata kata dalam kalimat bahasa Arab, menentukan pola dalam bahasa Arab yang dianut kalimat itu, dan merubah pola itu menjadi pola kalimat bahasa Indonesia yang mudah dimengerti.
Pembicaraan tentang terjemahan adalah pembicaraan suatu proses yang berhubungan dengan kemampuan dan prosedurnya. Pengertian terjemah atau dalam bahasa Arab tarjamah dan bahasa Inggris translation adalah mengalihbahasakan teks (termasuk huruf atau transliterasinya) dari bahasa yang ditulis atau dikatakan kepada bahasa lain tanpa mengurangi amanatnya. Pengalihan amanat antarbudaya dan atau antarbahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal diarahkan pada upaya mempertahankan efek dan ujudnya. Sedangkan pengalihan amanat dari satu bahasa ke bahasa lain ini merupakan bidang garapan linguistik terapan yang mencakup metode dan teknik.
BAB II
PEMBAHASAN

Menurut definisi kamus, penerjemahan merupakan pengubahan dari suatu bentuk ke dalam bentuk lain atau pengubahan dari suatu bahasa - biasa disebut bahasa sumber - ke dalam bahasa lain - biasa disebut bahasa penerima atau bahasa sasaran (Terjemahan Bahasa). Yang dimaksud dengan bentuk bahasa ialah kata, frase, klausa, paragraf, dan lain-lain, baik lisan maupun tulisan. Dalam penerjemahan, bentuk bahasa sumber diganti menjadi bentuk bahasa penerima (Terjemah Bahasa).
Proses penerjemahan adalah suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan proses pikir (internal) yang dilakukan oleh seorang penerjemah saat melakukan penerjemahan. Secara sederhana proses penerjemahan terdiri dari dua tahap, yaitu (1) analisis teks asli dan pemahaman makna dan/atau pesan teks asli, dan (2) pengungkapan kembali makna atau pesan tersebut di dalam bahasa sasaran dalam kata-kata atau kalimat yang berterima dalam bahasa sasaran tersebut. Kedua tahap tersebut dijabarkan secara detail oleh beberapa ahli menjadi beberapa tahap, diantaranya oleh E. Sadtono. Menurutnya proses penerjemahan terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1. Analisis
Pada tahap ini penerjemah melakukan analisis struktur lahiriyah bahasa sumber. Tujuan analisis ini adalah untuk menemukan ; (a) hubungan tata bahasa, dan (b) maksud suatu perkataan/kombinasi perkataan/frase.
Dalam tahap ini ada tiga langkah utama yang perlu diperhatikan, yaitu ; (a) menentukan hubungan yang mengandung arti antara perkataan-perkataan dan gabungan perkataan; (b) menetukan maksud acuan perkataan dan kombinasi perkataan-perkataan atau idiom; (c) menentukan makna konotasi, yaitu reaksi pemakai bahasa itu terhadap suatu perkataan atau gabungan/kombinasi perkataan, baik positif maupuh negatif.
Dengan melakukan analisis bahasa sumber, seorang penerjemah akan bisa memahami maksud, arti, konteks, pola-pola kalimat yang digunakan dan lain-lain yang mutlak diperlukan sebelum ia melakukan kegiatan penerjemahan yang sebenarnya.
2. Transfer
Setelah selesai penganalisisan, yaitu suatu langkah yang melibatkan aspek tata bahasa dan aspek semantik teks yang diterjemahkan, hasil penganalisisan itu selanjutnya dipindahkan ke dalam otak penerjemah dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Langkah pemindahan itu harus dilakukan oleh penerjemah sendiri. Oleh karerna itu, ia harus objektif dan jujur. Sebenarnya, masalah yang dihadapi oleh seorang penerjemah bukan berpangkal pada kejujuran atau ketidakjujuran yang tidak sengaja dalam penerjemahannya, tetapi banyak penerjemah yang dalam menghadapi kesulitan mempunyai kecenderungan yang tidak disadari dalam penerjemahannya. Hal ini bisa merusak penerjemahan yang dilakukan dengan niat yang penuh kejujuran.
3. Restrukturisasi
Bahan yang sudah dipindahkan itu distrukturkan kembali atau ditulis kembali dalam bahasa sasaran dengan catatan berita yang dihasilkan nanti benar-benar sesuai dengan gaya bahasa sasaran. Langkah inilah yang merupakan kegiatan menerjemahkan yang sebenarnya. Penerjemah memilih padanan kata dan bentuk kalimat yang cocok dalam bahasa penerima, agar pesan penulis dapat disampaikan sebaik-baiknya.
Agar bisa menghasilkan terjemahan yang baik, seorang penerjemah hendaknya memperhatikan rambu-rambu berikut ini :
ü Isi berita lebih diutamakan daripada segi bentuknya
ü Untuk mempertahankan isi berita bentuk berita bisa diubah.
ü Sama dari segi beritanya bukan sama dari segi bentuknya kecuali untuk kasus penerjemahan karya sastra.
ü Ketepatan arti lebih penting daripada ketepatan kata perkata.
ü Hasil terjemahan hendaklah wajar.
ü Terjemahan yang terlalu berat haruslah dihindari.
ü Kepentingan pembaca harus diutamakan daripada bentuk bahasa.
ü Kalimat-kalimat yang menjadi lucu bila dihubungkan hendaklah dihindari.
4. Revisi
Apabila proses restrukturisasi telah selesai, langkah berikutnya adalah menguji atau mengevaluasi hasil terjemahan tersebut. Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau memperhalus hasil terjemahan. Pengujian itu hendaknya meliputi seluruh masalah yang mungkin timbul, yaitu ketepatan analisis bahasa, kesamaan isi atau pesan, ketepatan gaya bahasa, dan lain-lain. Pengujian ini tidak hanya sekedar membandingkan antara teks asli dan terjemahannya dari segi kesamaan kata perkata, tetapi lebih pada kesesuaian dinamis, yakni dengan menguji bagaimana reaksi pembaca terhadap hasil terjemahan tersebut. Jika pembaca menanggapinya secara positif berarti terjemahan itu baik, sebaliknya jika ditanggapi secara negatif, maka hasil terjemahan itu perlu diperbaiki.
Dalam resensi Willie Koen, disebutkan bahwa menurut Nida dan Traber proses penerjemahan dapat diringkas sebagai berikut : analysis, transfer, dan restructuring. Analysis digunakan untuk mengetahui pesan yang akan diterjemahkan dan memuat analisis gramatikal, analisis semantik (baik dalam arti referensial maupun arti konotatif). Transfer mempersoalkan “ bagaimana hasil analisis tersebut di atas ditransfer dari bahasa sumber ke bahasa terjemahan dengan sedikit pemincangan arti dan konotasi tetapi dengan kesamaan reaksi seperti pada orang aslinya. Restructuring membicarakan macam-macam bahasa atau gaya bahasa teknik yang dapat dipakai untuk membuat gaya yang diinginkan.
Begitu juga Demaar dalam petunjuk-petunjuknya mengenai cara penerjemahan juga menunjukan adanya tiga tahapan dalam proses penerjemahan:
a. Membaca dan mengerti karangan itu.
b. Menyerap segenap isinya dan membuat menjadi kepunyaan kita.
c. Mengungkapkannya dalam langgam bahasa kita dengan kemungkinan perubahan sekecil-kecilnya akan arti dan nadanya.
Dr. Ronald H. Bathgate dalam karangannya yang berjudul “ A Survey of Translation Theory” mengemukakan tujuh unsur, langkah, atau bagian integral dari proses penerjemahan sebagi berikut:
1. Tuning – memahami laras bahasa (register) teks
2. Analysis – memahami konstruksi teks
3. Understanding – memahami isi teks
4. Terminology – memahami arti unsur-unsur leksikal (kata, kolokasi,
idiom, dan lain-lain)
5. Restructuring – menuangkan pesan penulis teks bahasa sumber ke dalam
bahasa sasaran yang baku
6. Checking – memeriksakan draf terjemahan kepada orang lain yang
mengusai bidangnya
7. Discussion – membentuk tim penelaah hasil terjemahan.
Dr. Ronald H. Bathgate menyodorkan tujuh langkah tersebut dalm proses penerjemahan itu sebagai salah satu model lain dalam proses penerjemahan di samping model-model atau pola-pola yang sudah dikemukakan oleh ahli-ahli lain. Model penerjemahan Bathgate disebutnya model operasional. Model-model lain sebagaimana dikemukakan oleh Bathgate ialah model hermeneutik, model siotuasi oral, model stilistik, model kata demi kata, model sintaktik, dan lain sebagainya.

BAB III
KESIMPULAN

Penerjemahan merupakan pengubahan dari suatu bentuk ke dalam bentuk lain atau pengubahan dari suatu bahasa - biasa disebut bahasa sumber - ke dalam bahasa lain - biasa disebut bahasa penerima atau bahasa sasaran (Terjemahan Bahasa). Yang dimaksud dengan bentuk bahasa ialah kata, frase, klausa, paragraf, dan lain-lain, baik lisan maupun tulisan. Dalam penerjemahan, bentuk bahasa sumber diganti menjadi bentuk bahasa penerima (Terjemah Bahasa).
Secara sederhana proses penerjemahan terdiri dari dua tahap, yaitu (1) analisis teks asli dan pemahaman makna dan/atau pesan teks asli, dan (2) pengungkapan kembali makna atau pesan tersebut di dalam bahasa sasaran dalam kata-kata atau kalimat yang berterima dalam bahasa sasaran tersebut.
Kedua tahap tersebut dijabarkan secara detail oleh beberapa ahli menjadi beberapa tahap. Menurut E. Sadtono, proses penerjemahan itu terdiri dari 4 langkah, yaitu analisis, transfer, restrukturisasi dan revisi. Sedangkan menurut Bathgate, proses menerjemahkan (translation process) terdiri atas 7 tahapan, yaitu Tuning, Analysis, Understanding, Terminology, Restructuring, Checking, dan Discussion.

DAFTAR PUSTAKA
Munip, Abdul. 2008. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Bidang Akademik UIN SUKA : Yogyakarta.

Widyamartaya, A. 1989. Seni Menerjemahkan. Kanisius : Yogyakarta.

http://www.abdulmunifkhamim.wordpress.com

http://www.humbud.uin-malang.ac.id

http://www.arief-arb.staff.ugm.ac.id

http://tarjamah-arab.blogspot.com/

Selasa, 12 Januari 2010

ANALISIS BEHAVIORISME TERHADAP LIMA PRINSIP METODE AUDIOLINGUAL

ANALISIS BEHAVIORISME TERHADAP LIMA PRINSIP METODE AUDIOLINGUAL

BAB I
PENDAHULUAN
Behaviorisme dalam psikologi merupakan suatu aliran empiris. Pandangan mereka tentang bahasa pun merupakan pandangan empiris. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa “bahasa merupakan salah satu wujud tingkah laku manusia yang dinyatakan secara verbal atau dengan kata-kata”. Jadi, dengan kata lain bahasa merupakan wujud perilaku manusia yang dapat ditangkap oleh pancaindra.
Pandangan empiris berpendapat bahwa semua keterampilan manusia diperoleh dengan proses belajar. Dan manusia sejak lahir telah mengalami proses belajar. Ini mengisyratkan bahwa bahasa harus dipelajari. Kemampuan berbahasa adalah satu kemampuan hasil belajar dan bukan diwariskan.
Sebuah metode yang muncul pada tahun 50-an dan 60-an yaitu metode audiolingual sebagai respon bagi dua hal yang penting pada saat itu, yaitu pertama, studi bahasa yang dilakukan oleh ahli jiwa dan ahli bahasa terhadap bahasa-bahasa lisan Hindia di wilayah Amerika Serikat. Kedua, perkembangan sarana komunikasi antarbangsa yang bisa mendekatkan jarak antarmereka dan adanya kebutuhan mempelajari bahasa asing tidak hanya digunakan untuk membaca tapi juga untuk komunikasi langsung antarmereka.
Makalah ini akan membahas dan menganalisis secara singkat sejarah dan prinsip-prinsip yang digunakan metode audiolingual dalam pembelajaran bahasa. Semoga bermanfaat.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah munculnya metode audiolingual
Metode membaca yang lebih menekankan pada kemampuan membaca teks ternyata tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang pada tahun empat puluhan. Dalam situasi perang dunia kedua, Amerika Serikat memerlukan orang-orang (tentara) yang lancar berbahasa asing untuk ditempatkan di berbagai negara. Untuk itu Departemen Pertahanan AS membetuk badan yang dinamakan Army Specialized Training Program (ASTP) dengan melibatkan 55 universitas
Program ini dimulai pada tahun 1943 dan bertujuan agar peserta program dapat mencapai keterampilan berbicara dalam beberapa bahasa asing dengan pendekatan dan metode pelatihan yang baru. Pengajar bahasa asing model ASTP yang bersifat intensif dianggap berhasil. Oleh karena itu, sejumlah ahli linguistik yakin bahwa ASTP ini layak diterapkan secara umum di luar program ketentaraan. Model ASTP inilah yang merupakan cikal bakal dari metode audio-lingual, setelah dikembangkan dan diberi alasan metodologis oleh beberapa universitas terutama Universitas Michigan AS. Pada waktu yang sama di Inggris juga dikembangkan oral-approach yang mirip sekali dengan metode yang sedang berkembang di Amerika.
Metode audiolingual didasarkan atas teori linguistik struktural, yang dalam beberapa hal berbeda dengan teori tata bahasa tradisional. Jika tata bahasa tradisional menekankan kesemestaan tata bahasa, maka linguistik sturktural menekankan pada fakta bahwa semua bahasa di dunia ini berbeda. Teori tata bahsa tradisional bersifat preskriptif yang berpandangan bahwa bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan oleh penutur asli dan bukan yang dikatakan oleh ahli bahasa. Teori tata bahasa tradisional mengkaji bahasa dari ragam formal (ragam sastra dan sejenisnya), sedangkan teori tata bahasa struktural mengkaji bahasa dari ragam informal yang digunakan oleh penutur asli dalam interaksi sehari-hari.
B.Prinsip-prinsip metode audiolingual
William G. Moulton dalam artikelnya yang berjudul “Linguistics dan Language Teaching in The United States 1940-1960” menyebutkan lima prinsip yang digunakan dalam metode audiolingual yaitu :
1.Bahasa adalah ujaran dan bukan tulisan .
Prinsip ini pada dasarnya merupakan konsekuensi dari definisi bahasa sebagai arus ujaran manusia yang bermakna atau bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol yang bermakna. Setiap komunitas mempunyai bahasa walaupun mungkin mereka belum mengenal sistem aksara. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang utama adalah pembelajaran bahasa lisan, baru kemudian bahasa tulis. Sedangkan urutannya adalah mengajarkan mendengar, diikuti berbicara, baru kemudian membaca dan menulis.
Setiap ujaran bahasa yang terdiri dari bunyi dapat ditangkap oleh panca indera dan dianalisis. Oleh karena itu, satuan-satuan bahasa selalu didefinisikan dengan bunyi , misalnya, “fonem adalah satuan bunyi yang terkecil yang bersifat distingtif/membedakan makna” dan seterusnya.
Bagi para guru bahasa, pendirian dan prinsip kaum empiris dalam pembelajaran bahasa agak mencengangkan karena belajar bahasa adalah sekaligus belajar membaca dan menulis. Memang benar anak-anak sudah dapat berbicara tanpa mengenal aksara lebih dahulu. Akan tetapi, pernyataan dan prinsip ini tidak perlu merisaukan para guru bahasa. Pembelajaran bahasa pada awalnya adalah pembelajaran mendengar dan berbicara. Membaca dan menulis menjadi langkah kedua dalam pembelajaran bahasa.
2.Bahasa adalah seperangkat kebiasaan.
Kaum linguis deskriptif-struktural berpendapat bahwa bahasa adalah seperangkat kebiasaan yang diperoleh dari pengondisian. Dengan kata lain, kemahiran bahasa kita peroleh melalui habits formation atau pembentukan kebiasaan. Kebiasaan di sini dimaknai dalam pengertian yang sempit. L. Bloomfield melukiskan tentang pemerolehan bahasa bayi yang menurutnya melaui lima tahapan, yaitu pertama, seorang bayi mulai berceloteh karena berceloteh merupakan kebiasaan yang terwarisi. Ia memperoleh kebiasaan dengan mengulang-ulang apa yang didengarnya, misalnya ia memperoleh kemampuan untuk mengulang kata da-da-da daripada hanya mengucapkan da. Kedua, anak memperoleh kemampuan untuk meniru ujaran ibunya atau orang yang dekat dengannya. Ketiga, anak membentuk suatu kebiasaan. Kehadiran suatu benda seperti boneka misalnya, sudah mengondisikannya untuk mengujarkan sesuatu. Keempat, anak memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak ada. Kelima, bahasa anak disempurnakan oleh hasil yang dia peroleh atau ganjaran yang diperolehnya.
Seorang anak atau seorang pembicara akan selalu sadar tentang apa yang dikatakannya, tetapu ia tidak sadar akan bagaimana ia mengatakan sesuatu, ia tidak menyadari mekanisme ujaran. Ia memperoleh satu kebiasaan. Ada adagium “kapan saja seseorang berbicara, maka ia melakukan peniruan dan penganalogian” terhadap bentuk-bentuk yang telah ia dengar dan baca. Adagium ini manjadi dasar pembelajaran bahasa dengan teknik peniruan dan pendarasan, yang dikenal dengan pattern drill atau tadribat dalam bahasa arab.
3.Ajarkanlah bahasa bukan tentang bahasa.
Pembelajaran bahasa model klasik biasanya dimulai dengan pengajaran tata bahasa. Pembelajaran seperti ini menghasilkan para siswa yang mampu menghafalkan kaidah-kaidah bahasa dan merumuskan konsep-konsep tentang bahasa Arab misalnya, tetapi mereka tidak mampu berbicara dan berkomunikasi secara wajar dengan bahsa Arab tersebut. Karena tujuan pembelajaran bahasa adalah agar siswa mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya, maka lahirlah slogan atau semboyan di atas.
Pernyataan di atas memang wajar, karena seseorang mampu berbahasa dengan cara meniru dan membuat analogi berdasarkan pengalaman empiris. Seorang penutur Arab sangat mungkin tidak bisa menjelaskan secara detail tentang tata aturan bahasanya, tetapi dia mampu menggunakan bahasa Arab secara benar dan wajar. Dengan demikian, sangat wajar dalam pembelajaran bahasa Arab misalnya, perlu ditekankan fungsinya sebagai alat komunikasi dan bukan pembelajaran tentang kaidah-kaidah bahasa secara berlebihan.
4.Bahasa adalah apa yang dituturkan oleh penutur asli bahasa tersebut bukan apa yang dipikirkan seseorang untuk dituturkan oleh siswa.
Pernyataan ini menyerang ketaatan yang berlebihan terhadap kaidah-kaidah kebahasaan dan bertentangan dengan konsep kegramatikaan bahasa. Sebagai contoh, para guru bahasa Arab klasik adalah mereka yang sangat taat kepada qawa’id bahasa Arab. Mereka bersifat preskriptif. Sementara Bloomfield menyatakan bahwa dia kurang menerima anggapan bahwa secara formal bahasa yang diajarkan di sekolah adalah “lebih benar” daripada bahasa yang digunakan dalam komuniksai sehari-hari. Dari prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan empiris menganggap bahwa ucapan penutur asli bahasa Arab tidak pernah salah. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahsa Arab diusahakan peniruan atau penyalinan ujaran penutur asli, tidak peduli apakah ujaran itu cocok dengan tata bahasa di sekoah atau tidak. Dikaitkan dengan ragam bahasa Arab yang terdiri dari bahasa Arab standar (fusha) dan bahasa Arab amiyah, maka pembelajaran bahasa Arab di sekolah juga perlu memperhatikan ragam bahasa Arab yang kedua.
5.Bahasa-bahasa itu berbeda.
Seperti diketahui bahwa linguistik deskriptif-struktural memperlakukan setiap bahasa secara otonom. Ini berarti analisis terhadap bahasa Arab harus dilakukan berdasarkan bahasa Arab itu sendiri dan tidak meniru tata bahasa lain. Dalam pembelajaran bahasa Arab seorang siswa harus melupakan bahasa yang telah dikuasainya. Materi kebahasaan harus disusun dengan lebih menekankan pada butir-butir bahasa yang diperkirakan akan menimbulkan interferensi dan transfer dari bahasa yang dikuasainya kepada bahasa yang sedang dipelajari. Latihan dalam bentuk drill perlu ditekankan pada butir-butir bahasa Arab yang kemungkinan menimbulkan kesalahan agar siswa membiasakan dengan pola dan struktur bahasa Arab.
Pandangan para empiris tentang pmbelajaran bahasa seperti di atas diungkapkan dengan slogan yang ekstrem oleh penganutnya. Pandangan yang ekstrem ini didasarkan pada pengalaman mereka dalam pendidikan bahasa di Eropa dan Amerika yang selalu mengutamakan bahasa Yunani dan Latin sebagai model bahasa dunia yang lengkap dan sempurna. Butir-butir bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Latin dan Yunani dianggap primitif.
Para pendidik bahasa Indonesia pun tidak luput dari model pengajaran bahasa yang berkembang di Eropa. Di Eropa, setiap sekolah bahasa harus mendapatkan pengajaran bahasa Latin di Yunani. Dengan model yang sama itu, di Indonesia khususnya di Fakultas sastra, model bahasa klasik yang dipilih adalah bahasa Sanskrit, Jawa Kuno dan Arab. Para penulis tata bahasa Indonesia pun selalu mengikuti model bahasa Latin dan Yunani secara tidak langsung, yakni melaui bahasa Belanda kemudian bahasa Inggris.


BAB III
KESIMPULAN
Metode membaca yang lebih menekankan pada kemampuan membaca teks ternyata tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang pada tahun empat puluhan. Dalam situasi perang dunia kedua, Amerika Serikat memerlukan orang-orang (tentara) yang lancar berbahasa asing untuk ditempatkan di berbagai negara. Untuk itu Departemen Pertahanan AS membetuk badan yang dinamakan Army Specialized Training Program (ASTP) dengan melibatkan 55 universitas.
Program ini dimulai pada tahun 1943 dan bertujuan agar peserta program dapat mencapai keterampilan berbicara dalam beberapa bahasa asing dengan pendekatan dan metode pelatihan yang baru. Metode audiolingual didasarkan atas teori linguistik struktural, yang dalam beberapa hal berbeda dengan teori tata bahasa tradisional.
Ada lima prinsip yang digunakan metode audiolingual dalam pembelajaran bahasa. Pertama, bahasa adalah ujaran dan bukan tulisan. Kedua, bahasa adalah seperangkat kebiasaan. Ketiga, ajarkanlah bahasa bukan tentang bahasa. Keempat, bahasa adalah apa yang dituturkan oleh penutur asli bahasa tersebut bukan apa yang dipikirkan seseorang untuk dituturkan oleh siswa. Kelima, bahasa-bahasa itu berbeda.



DAFTAR PUSTAKA
Asyrofi, Syamsuddin, dkk. 2006. Metode Pembelajaran Bahasa Arab. Pokja Akademik UIN SUKA : Yogyakarta.
Parera, Daniel Jos. 1997. Linguistik Edukasional. Erlangga : Jakarta.
Hamid, M. Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab. UIN-MALANG Press : Malang.

TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENGAPLIKASIANNYA PEMBELAJARAN

TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENGAPLIKASIANNYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Berikut ini adalah beberapa teori belajar dan pengaplikasiannya dalam proses pembelajaran :
1. Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan diukur. Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons.
Aplikasi teori behaviorisme biasanya meliputi beberapa langkah berikut ini :
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
2. Menganaiisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi "entry behavior" mahasiswa (pengetahuan awal mahasiswa).
3. Menentukan materi pelajaran ( pokok bahasan, topik dan lain sebagainya ).
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok bahasan, sub topik, dan sebagainya).
5. Menyajikan materi pelajaran.
6. Memberikan stimulus yang mungkin berupa: pertanyaan (lisan atau tertulis): tes , latihan, tugas-tugas.
7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan.
8. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan negatif).
9. Memberikan stimulus baru.
10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar),
Memberikan penguatan.

2. Kognitifistik
Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada dari luar dirinya , melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respons terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi
Aplikasi Teori Perkembangan Piaget sangat mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar, dengan mengaktifkan pembelajar maka proses asimilasi/akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. Sedangkan aplikasi Teori Kognitif Bruner sangat membebaskan siswa untuk belajar sendiri. Karena itulah teori Bruner ini dianggap sangat cenderung bersifat discovery (belajar dengan cara menemukan).
Aplikasi teori Bermakna Ausubel ialah menuntut pembelajar belajar secara deduktif (dari umum ke khusus). Bruner lebih mementingkan struktur disiplin ilmu, Ausubel lebih menekankan pada aspek struktur kognitif mahasiswa.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
3. Humanistik
Aplikasi teori belajar humanistik dalam prakteknya cenderung mendorong mahasiswa untuk berpikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke abstrak, dari khusus ke umum, dan sebagainya). Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan aktif) mahasiswa di dalam proses belajar.
Prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :
a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawabterhadapprosesbelajaritu.
h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam danlestari.
i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yangbersifatnegatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah:
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas,jujurdanpositif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atasinisiatifsendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri.
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yangditunjukkan.
5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
6. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa


4. Sibernetik
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Hanya saja sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa lebih dipentingkan. Hal lain yang berkaitan dengan teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Aplikasi teori belajar sibernetik dalam pembelajaran ialah:
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
2. Menentukan metode pelajaran.
3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut.
4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi itu (apakah algoritmik ataukah heuristik).
6. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya.
7. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai denganurutanmateripelajaran.

5. Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai   “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Psikologi Gestalt ini terkenal juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebut cognitive field theory. Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsip dasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomena keseluruhan lebuh dari pada bagian- bagiannya. Keseluruhan ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antaralain:
1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya
2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
5. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
6. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
7. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
a.     Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
b.     Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan  dalam proses pembelajaran.
c.      Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai.
d.     Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e.     Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain.  Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek  dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.

6. Konstruktivistik.
Teori belajar kontruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada dalam diri seseorang. Si pelajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas. Kontruktivistik menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam , pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa.
Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya , meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya . Suatu pengetahuan diangap benar bila pengetahuan itu berguna menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing – masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus – menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.
Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajarmengajaradalah:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendir.
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
3. Murid aktif mengontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsepi lmiah.
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
5. Menghadapi masalahyang relevan dengan siswa.
6. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa.
8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Berdasarkan teori J. Peaget dan Vygotsky yang telah dikemukakan di atas maka pembelajaran dapat dirancang/didesain model pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut:
Pertama, identifikasi prior knowledge dan miskonsepsi. Identifikasi awal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki terhadap lingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa.
Kedua, penyusunan program pembelajaran. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.
Ketiga, orientasi dan elicitasi, situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada awal-awal pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topic yang akan dibahas.
Keempat, refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya.
Kelima, resrtukturisasi ide, (a) tantangan, siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yang kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. Mereka diminta untuk meramalkan hasil percobaan dan memberikan alas an untuk mendukung ramalannya itu. (b) konflik kognitif dan diskusi kelas. Siswa akan dapat melihat sendiri apakah ramalan mereka benar atau salah. (c) membangun ulang kerangka konseptual. Siswa dituntun untuk menemukan sendiri bahwa konsep-konsep yang baru itu memiliki konsistensi internal.
Keenam, aplikasi. Menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. Menganjurkan mereka untuk menerapkan konsep ilmiahnya tersebut dalam berbagai macam situasi untuk memecahkan masalah yang instruktif dan kemudia menguji penyelesaian secara empiris.
Ketujuh, review dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran..

7. Multiple Intellegence
Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intellegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
Pokok-pokok pikiran Gardner (1993) dalam Budiningsih (2005: 113) adalah: (1) manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat kecerdasannya; (2) kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang berbeda pada sistem otak dan pikiran manusia; (3) kecerdasan selain dapat berubah, dapat pula diajarkan kepada orang lain; (4) pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Aplikasi teori multiple intellegence dalam pembelajaran (a) pada hakikatnya setiap anak didik tidak hanya memiliki satu kecerdasan, melainkan kecerdasan ganda, (b) dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, guru harus menempatkan anak didik sesuai dengan perbedaan individualnya, antara lain perbedaan dalam kecerdasannya, (c) satu-satunya sumbangan paling penting dari pendidikan adalah membantu anak didik untuk menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya, yang akan membuatnya puas dan kompeten.
8. Quantum Learning
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum Learning berakar dari upaya Dr. George Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif.
Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan metode sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain, sepeti:
1. Teori otak kanan/otak kiri
2. Teori otak triune (3 in 1)
3. Pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik)
4. Teori kecerdasan ganda
5. Pendidikan holistic (menyeluruh)
6. Belajar berdasarkan pengalaman
7. Belajar dengan simbol (metaphorik learning)
8. Simulasi/permainan.
Jadi dapat disintesiskan Quantum Learning adalah gabungan kegiatan yang seimbang antara bekerja dan bermain, dengan kecepatan yang mengesankan dan dibarengi dengan kegiatan yang menggembirakan. Serta efektif digunakan oleh semua umur.
Aplikasi Quantum Learning dalm pembelajaran :
1. Penemuan AMBAK (Akronim dari “apa manfaatnya bagiku”).
2. Pemberian pujian positif.
3. Penggunaan tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar.
4. Pencarian cara belajar diri dengan gaya belajar siswa sendiri.
5. Penggunaan Peta Pikiran (mind map).
6. Perayaan Keberhasilan.

9. Progresivisme.
Progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata”, dan juga pengalaman teman sebaya. Teori Dewey tentang sekolah adalah “Progresivisme” yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajaran itu sendiri. Maka munculah “child centered curriculum” dan “child centered school”.
Pandangan mengenai belajar, filsafat progresivisme mempunyai konsep bahwa anak didik mempunyai akal dan kecerdasan sebagai potensi yang merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain. Kelebihan anak didik memiliki potensi akal dan kecerdasan dengan sifat kreatif dan dinamis, anak didik mempunyai bekal untuk menghadapi dan memecahkan problema-problemanya.
Prinsip-prinsip pendidikan dalam Progresivisme :
1. Proses pendidikan berawal dan berakhir pada anak.
2. Subjek didik adalah aktif, bukan pasif.
3. Peran guru adalah sebagai penasihat, pembimbing, dan pemandu, daripada sebagai rujukan otoriter dan pengarah ruang kelas.
4. Sekolah adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar.
5. Aktifitas ruang kelas memfokuskan pada pemecahan masalah daripada metode-metode artifisial (buatan) untuk pengajaran metode kajian.
6. Atmosfir sosial sekolah harus kooperatif dan demokratis.
Progressivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang menekan atau mengecam adanya manusia itu sendiri. Aliran Progressivisme mengakui dan berusaha mengembangakan asas Progressivisme dalam semua realitas, terutama dalam kehidupan adalah tetap survive terhadap semua tantangan hidup manusia, harus praktis dalam melihat segala sesuatu dari segi keagungannya. Berhubungan dengan itu progressivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, baik yang timbul pada zaman dahulu maupun pada zaman sekarang.

10. Teori Belajar Revolusi-Sosio-Kultural
Timbul keprihatinan terhadap perubahan kehidupan masyarakat dewasa ini dengan maraknya berbagai problem sosial seperti ancaman disintegrasi yang disebabkan oleh fanatisme dan primordialisme, dan di lain pihak adanya tuntutan pluralisme. Perubahan struktur dan lunturnya nilai-nilai kekeluargaan, serta merebaknya kejahatan yang disebabkan oleh lemahnya social capital (modal sosial) mendorong mereka yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk mengkaji ulang paradigma pendidikan dan pembelajaran yang menjadi acuan selama ini. Tentu saja pendidikan bukan satu-satunya lembaga yang harus bertanggung jawab untuk mengatasi semua masalah tersebut. Namun pendidikan mempunyai kontribusi besar dalam upaya mengatasi berbagai persoalan sosial.
Aliran behavioristik yang banyak digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran selama ini kurang dapat menjawab masalah-masalah sosial. Pendekatan ini banyak dianut dalam praktik ¬praktik pendidikan dan pembelajaran mulai dari pendidikan tingkat yang paling dini hingga pendidikan tinggi, namun ternyata tidak mampu menjawab masalah-masalah dan tuntutan kehidupan global. Hasil pendidikan tidak mampu menumbuhkembangkan anak-anak untuk lebih menghargai perbedaan dalam konteks sosial budaya yang beragam. Mereka kurang mampu berprkir kreatif, kritis dan produktif, tidak mampu mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan berkolaborasi, serta pengelolaan diri.
Pendekatan kognitif dalam belajar dan pembelajaran yang ditokohi oleh Piaget yang kemudian berkembang ke dalam aliran konstruktivistik juga masih dirasakan kelemahannya. Teori ini bila dicermati ada beberapa aspek yang dipandang dapat menimbulkan implikasi kotraproduktif dalam kegiatan pembelajaran, karena lebih mencerminkan ideologi individualisme dan gaya belajar sokratik yang lazim dikaitkan dengan budaya Barat. Pendekatan ini kurang sesuai dengan tuntutan revolusi¬sosiokultural yang berkembang akhir-akhir ini.
Pandangan yang dianggap lebih mampu mengakomodasi tuntutan sociocultural-revolution adalah teori belajar yang dikembangkan oleh Vygotsky. Dikemukakan bahwa peningkatan fungsi-fungsi mental seseorang terutama berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya, dan bukan sekedar dari individu itu sendiri. Teori Vygotsky sebenamya lebih tepat disebut sebagai pendekatan ko-konstruktivisme.
Konsep-konsep penting dalam teorinya yaitu genetic law of development, zona of proximal development, dan mediasi, mampu membuktikan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang seturut dengan teori sociogenesis. Dimensi kesadaran sosial bersifat primer sedangkan dimensi individual bersifat sekunder.
Berdasarkan teori Vygotsky maka dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona perkembangan proximalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang. Guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan (helps cognitive scaffolding) yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Bantuan dapat dalam bentuk contoh, pedoman, bimbingan orang lain atau teman yang lebih kompeten. Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif-kolaboratif serta belajar kontekstual sangat tepat digunakan. Sedangkan anak yang telah mampu belajar sendiri perlu ditingkatkan tuntutannya, sehingga tidak perlu menunggu anak yang berada dibawahnya.
REFERENSI
http://rahmat-saripudin.blogspot.com
http://mirnaferdiyawati-uin-bi-2b.blogspot.com
http://edu-articles.com
http://ananggayam.blogspot.com

Minggu, 03 Januari 2010

ASPEK MORFOLOGI DALAM LINGUSTIK

A. Pengertian Morfologi.
Salah satu bidang yang dibahas dalam bahasa adalah morfologi. Morfologi ialah bidang yang mengkaji struktur, pembentukan kata, dan golongan kata. Morfologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata dalam berbagai penggunaan dan konstruksi. Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Perbedaan golongan dan arti kata tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, morfologi di samping bidang utamanya mempelajari seluk-beluk kata, juga mempelajari kemungkinan adanya perubahan golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun semantik.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang morfologi, di sini akan dijelasan tentang istilah morfem, morf, dan alomorf.
Menurut Lehmann, morfem adalah elemen kata terkecil yang memiliki arti tertentu. Sedangkan menurut Gleason, morfem adalah unit terkecil yang secara gramatikal bermakna. Menurut Wardhaugh, morfem adalah bagian bahasa bermakna yang terkecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa morfem adalah unit bahasa terkecil yang memiliki makna. Atau dengan kata lain, morfem adalah unit terkecil dalam bahasa yang berfungsi dalam gramatis atau yang menjalankan tugas.
Alomorf adalah bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret dari sebuah morfem. Jadi, setiap morfem tentu mempunyai alomorf, entah satu, dua, atau lebih dari itu. Misalnya, adalah morfem meN- bisa menjadi melihat, merasa, membawa, mendengar, menyanyi, dan menggali yang menunjukkan bahwa morfem meN- mempunyai beberapa alomorf. Perbedaannya dengan morf adalah kalau morf merupakan nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya, sedangkan alomorf untuk bentuk yang sudah diketahui statusnya.

Klasifikasi Morfem.
Morfem dalam setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Antara lain berdasarkan kebebasannya, keutuhannya, maknanya, dan sebagainya. Berikut ini akan dibahas secara singkat.
a. Morfem Bebas dan Morfem Terikat.
Yang dimaksud dengan morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam penuturan. Dalam bahasa Indonesia, misalnya bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus adalah termasuk morfem bebas. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam penuturan. Semua afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat. Begitu juga dengan morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
b. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi.
Perbedaan antara morfem utuh dan morfem terbagi berdasarkan bentuk formal yang dimiliki morfem tersebut: apakah merupakan suatu kesatuan yang utuh atau merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi karena disisipi morfem lain. Semua morfem dasar bebas seperti {meja}, {kursi}, {kecil}, dan {laut} termasuk morfem utuh. Begitu juga dengan sebagian morfem terikat, seperti {ter-}, {ber-}, {henti}, dan {juang}. Sedangkan morfem terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang terpisah. Umpamanya pada kata Indonesia kesatuan terdapat satu morfem utuh, yaitu {satu} dan satu morfem terbagi, yaitu {ke-/-an}.
c. Morfem Segmental dan Suprasegmental
Perbedaan antara morfem segmental dan suprasegmental terletak pada jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber-}. Jadi, semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngbaka di Kongo Utara di Benua Afrika, setiap verba selalu disertai dengan penunjuk kata (tense) yang berupa nada.
d. Morfem Beralomorf Zero
Morfem beralomorf zero atau nol adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa "kekosongan".
Misal :
Bentuk tunggal:
1. I have a book
2. I have a sheep
Bentuk jamak:
1. I have two books
2. I have two sheep
Kita lihat, bentuk tunggal untuk book adalah book dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuk sheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan {-s}, maka dapat dipastikan bentuk jamak unutk sheep adalah morfem {sheep} dan morfem {0}

e. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal
Yang dimaksud dengan morfem yang bermakna leksikal adalah morfem-morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri tanpa perlu berproses dulu dengan morfem lain. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, morfem-morfem seperti {kuda}, {pergi}, {lari}, dan {merah} adalah morfem bermakna leksikal. Sedangkan morfem tak bermakna leksikal tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri. Morfem ini baru mempunyai makna dalam gabungannya dengan morfem lain dalam suatu proses morfologi. Misalnya, morfem-morfem afiks, seperti {ber-}, {me-}, dan {ter-}.

B. Hakikat, Kalsifikasi, dan Pembentukan Kata.
1. Hakikat Kata
Menurut para tata bahasawan tradisional, kata adalah satuan tata bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunya satu arti. Dalam kajian bahasa Arab malah dikatakan, “kata-kata dalam bahasa Arab biasanya terdiri dari tiga huruf”.
Para tata bahasawan struktural, terutama penganut aliran Bloomfield, tidak lagi membicarakan kata sebagia satuan lingual; dan menggantinya dengan satuan yang disebut morfem. Batasan yang dibuat Bloomnfield sendiri, yaitu kata adalah satuan bebas terkecil.
Batasan umum yang kita jumpai dalam berbagai buku linguistik Eropa adalah bahwa kata merupakan bentuk yang, kedalam mempunyai susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah, dan keluar mempunyai kemungkinan mobilitas di dalam kalimat. Batasan tersebut menyiratkan dua hal. Pertama, bahwa setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah, serta tida dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain.kedua, setipa kata mempunyai kebebasan berpindah tempat di dalam kalimat, atau tempatnya dapat didisi atau digantikan oleh kata lain; atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya.
2. Klasifikasi Kata.
Istilah lain yang biasa dipakai untuk klasifikasi kata adalah penggolongan kata, atau penjenisan kata; dalam bahasa Inggris dengan istilah parts of speech. Klasifikasi kata ini dalam sejarahg linguistik menjasi salah satu topik yang tidak pernah terlewatkan. Sejak zaman Aristoteles hingga zaman sekarang persoalannya tidak perna tertuntaskan. Hal itu terjadi karena, pertama setiap bahasa mempunyai cirinya masing-masing;, dan kedua, karena kriteria yang digunakan untuk membuat klasifikasi kata itu bisa bermacam-macam.
Para tata bahasawan tradisional menggunakan kriteria makna dan kriteria fungsi. Kriteria makna digunakan untuk mengidentifikasikan kelas verba, nomina, dan ajektiva; sedangkan kriteria fungsi digunakan untuk mengidentifikasikan preposisi, konjungsi, adverbia, pronomina, dan lain-lain.
Para tata bahasawan strukturalis membuat klasifikasi kata berdasarkan distribusi kata itu dalam suatu struktur atau konstruksi. Misalnya, yang disebut nomina adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang kata bukan; atau dapat mengisi konstruksi bukan …. Jadi, kata-kata seperti buku, pensil, dan kakek adalah termasuk nomina, sebab dapat berdistribusi di belakang kata bukan itu. Yang termasuk verba adalah kata yng dapat berdistribusi di belakang kata tidak, atau dapat mengisi konstruksi tidak …. Jadi, kata-kata seperti makan, minum, lari adalah termasuk kelas verba, karena dapat berdistribusi di belakang kata tidak. Lalu, yang disebut dengan ajektifa adalh kata-kata yang dapat berdistribusi di belakang kata sangat, atau dapat mengisi konstruksi sangat …. Jadi, kata-kata seperti merah, nakal, cabtik adalah termasuk ajektifa karena dapat berdistribusi di belakang kata sangat itu.
Ada juga kelompok linguistik yang menggunakan kriteria fungsi sintaksis sebagi patokan untuk menentukan kelas kata. Secara umum fungsi subjek diisi oleh kelas nomina; fungsi predikat diisi oleh verba atau ajektifa; fungsi objek oleh kelas nomina; dan fungsi keterangan oleh adverbia. Oleh karena itu, semua kata yang menduduki fungsi subyek atau obyek dimasukkan ke dalam golongan nomina; yang menduduki fungsi predikat dimasukkan ke dalam golongan verba atau ajektifa; dan yang menduduki fungsii keterangan dimasukkan ke dalam golongan adverbia.
Klasifikasi kata sangat diperlukan karena besar manfaatnya, baik secara teoritis dalam studi semantik, maupun secara praktis dalam berlatih keterampilan berbahasa. Dengan mengenal kelas sebuah kata, kita dapat memprediksikan penggunaan atau pendistribusian kata itu dalam ujaran, sebab hanya kata-kata yang berciri yang sama yang dapat menduduki fungsi dalam kalimat.
3. Pembentukan Kata
Untuk dapat digunakan dalam kalimat atau pertuturan tertentu, maka setiap bentuk dasar harus dibentuk lebih dahulu menjadi sebuah kata gramatikal, baik melaui proses afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi. Pembentukan ini mempunyai dua sifat, yaitu membentuk kata yang bersifat inflektif dan yang bersifat derivatif.
a. Inflektif
Kata-kata dalan bahasa-bahasa berfleksi, seperti bahasa Arab, bahasa Latin, dan bahasa Sansekerta, unutk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu bentuknya dengan kategori-kategori gramatikal yang berlaku dalam bahasa itu. Alat yang dapat digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya berupa prefiks, infiks, dan sufiks; atau juga modifikasi internal, yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar itu.
Pembentukan kata secara inflektif tidak membentuk kata baru, atau kata lain yang berbeda identitas leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Perubahan atau penyesuaian bentuk pada verba disebut konyugasi, dan perubahan atau penyesuaian pada nomina atau ajektifa disebut deklinasi.
b. Derivatif
Pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru, kata yang identitasnya leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya. Umpamanya dari bahasa Inggris sing ‘menyanyi’ terbentuk kata singer ‘penyanyi’. Jelas antara kata sing dan singer identitas leksikalnya, sebab selain maknanya berbeda kelasnya juga tidak sama; sing berkelas verba, sedangkan singer berkelas berkelas nomina.
Perbedaan identitas leksikal terutama berkenaan dengan makna, sebab maskipun kelasnya, seperti kata makanan dan pemakan, yang sama-sama berkelas nomina, tetapi maknanya tidak sama.

C. Proses-proses Morfolologi.
Kata terbentuk dari morfem atau morfem-morfem. Terbentuknya kata dari morfem-morfem itu melalui suatu proses yang disebut proses morfologik atau morfemik. Jadi, proses morfologi adalah proses terbentuknya kata dari morfem-morfem. Pada umumnya dikenal delapan proses morfologik, yaitu:
1. derivasi zero : dalam proses ini leksem menjadi kata tunggal tanpa perubahan apapun. Umpamanya kata drink dalam bahasa Inggris adalah nomina seperti dalam have a drink!; tetapi dapat diubah menjadi sebuah verba, drink, tanpa perubahan apa-apa, seperti dalam kaimat I want to drink.
2. afiksasi : dalam proses ini leksem berubah menjadi kata kompleks. Dengan kata lain, afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula derivatif. Dilihat pada posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks. Di samping itu masih ada istilah ambifiks dan sirkumfiks.
3. reduplikasi : dalam proses ini leksem berubah menjadi kata kompleks dengan beberapa macam proses pengulangan terhadap bentuk dasar , baik secara keseluruhan, sebagian (parsial), maupun dengan perubahan buyi. Oleh karena itu, lazim dibedakan adanya reduplikasi penuh, seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi senagian, seperti lelaki (dari dasar laki), dan reduplikasi dengan perubahan bunyi, seperti bolak-balik (dari dasar balik). Selain itu, ada juga yang dinamakan dengan reduplikasi semu, seperti mondar-mandir, yaitu sejenis bentuk kata yang tampaknya sebagai hasil reduplikasi, tetapi tidak jelas bentuk dasarnya yang diulang.
4. komposisi : dalam proses ini dua leksem atau lebih berpadu dan outputnya adalah paduan leksem atau kompositum dalam tingkat morfologi atau kata majemuk dalam tingkat sintaksis. Komposisi terdapat dalam banyak bahasa. Dalam bahasa Indonesia, misalnya lalu lintas, daya juang, dan rumah sakit.
5. perubahan vokal : dalam proses ini terjadi perubahan vokal-vokal pada kata, seperti kata dalam bahasa Inggris foot---feet dan mouse---mice.
6. suplisi : dalam proses ini terdapat perubahan ekstrem yang terjadi pada kata, seperti kata dalam bahasa Inggris go---went dan be---am atau was.
7. pengurangan atau substraksi : dalam proses ini terjadi pengurangan pada kata, seperti pada kata dalam bahasa Prancis blanc sebagi kata ajektif maskulin yang berasal dari ajektif feminin blanch.
8. klitisasi : dalam proses ini terdapat pembubuhan klitik pada bentuk dasar, seperti dalam bahasa Toraja Saqdan di samping kata aku ’saya’ terdapat akumo ’sayalah’.

D. Morfofonemik.
Morfofonemik atau morfofonologi merupakan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya proses morfologik yaitu perubahan fonem yang disebabkan oleh pengabungan morfem yang satu dengan morfem yang lainnya, dan proses perubahannya disebut proses morfofonemik atau proses morfofonologik. Misalnya, penggabungan morfem meN- dengan morfem angkut menjadi mengangkut menmbulkan perubahan fonem /N/ menjadi /ng/, penggabungan morfem meN- dengan pukul menjadi memukul menimbulkan perubahan fonem /N/ menjadi /m/, dan sebagainya.
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan meN- menjadi meng- dan mem- bukannya ditentukan oleh morfem yang mengikutinya atau morfem yang menjadi bentuk dasarnya, melainkan ditentukan oleh fonem awal morfem itu. Dengan kata lain, perubahan morfem meN- itu ditentukan oleh syarat-syarat fonologik.
Ada juga perubahan fonem yang tidak ditentukan oleh syarat-syarat fonologik, melainkan ditentukan oleh syarat-syarat gramatik. Misalnya penggabungan morfem ber- dengan morfem ajar menjadi belajar mengakibatkan perubahan fonem /r/ pada morfem ber- menjadi berubah menjadi fonem /l/.
Perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dapat berwujud:
(1) Pemunculan fonem. Hal ini dapat dilihat dalam proses pengimbuhan prefi me- dengan bentuk dasar baca yang menjadi membaca.
(2) Pelepasan fonem. Hal ini dapat dilihat dalam proses pengimbuhan akhiran wan pada kata sejarah dimana fonem /h/ pada kata sejarah itu menjadi hilang. Sejarah + wan--- sejarawan.
(3) Peluluhan fonem. Hal ini dapat kita lihat dalam proses pengimbuhan dengan prefiks me- pada kata sikat di mana fonem /s/ pada kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan bunyi nasal /ny/ dari prefiks tersebut. Me- + sikat ---menyikat.
(4) Perubahan fonem. Hal ini dapa kita lihat pada proses pengimbuhan prefiks ber- pada kata ajar di mana fonem /r/ dari prefiks itu berubah menjadi fonem /l/. ber + ajar---belajar
(5) Pergesrean fonem. Hal ini dapat kita lihat dalam pengimbuhan sufiks /an/ pada kata jawab di mana fonem /b/ yang semula berada pada silabel /wad/ pindah ke silabel /ban/.